PENGGUNAAN PREPOSISI
DAN KONJUNGSI
DALAM BAHASA
INDONESIA
SURASTINA
Dosen PNS-Dpk Kopwil II STKIP PGRI Bandar Lampung
Sinopsis
Dalam kehidupan bermasyarakat
terdapat bermacam-macam penggunaan bahasa, kenyataan itu sering tidak disadari
oleh kebanyakan orang. Akibatnya timbul
anggapan penggunaan bahasa Indonesia tidak memuaskan, terutama dikalangan
pelajar, mahasiswa, guru, dan cendekiawan.
Anggapan seperti itu timbul karena sikap pemakai bahasa. Untuk itu pada tulisan ini membicarakan
tentang penggunaan preposisi dan konjungsi dengan benar.
Pendahuluan
Preposisi adalah suatu kategori yang terletak di depan kategori
lain, terutama kata benda (nomina) sehingga membentuk frase eksosentrik
direktif (Kridalaksana, 1986: 93) Djajasudarma, 1993: 44).
Konjungsi adalah kata
yang berfungsi menghubungkan bagian ujaran, seperti kata dengan kata, frase
dengan frase, klausa dengan klausa, kalimat dengan kalimat, dan bahkan paragraf
dengan paragraf.
Preposisi dan konjungsi
adalah dua kategori yang berbeda secara sintaksis perbedaan antara preposisi
dan konjungsi terletak pada penggunaannya dalam kalima. Preposisi menandai hubungan makna antar kata,
antar frase, dan antar klausa saja.
Sedangkan jknjungsi menndai hubungan komponen-komponen dalam tatran yang
sama, yaitu hubngan antar kata, antar frase, antar klausa, antar kalimat, dan
antar paragraf, serta hubungan komponen-komponen dalam tataran yang berbeda, seperti hubungan antar kata dan
frase dalam saya dan teman-tmean seklas.
Kata saya dihubungkan dengan teman-teman sekelas oleh konjungsi
dan. Perbedaan lain, yakni preposisi
lebih banyak berfungsi sebagai penjelas atau keterangan, sedankan konjungsi terdapat dalam semua
fungsi (Chaer, 1990). Gabungan antara
preposisi dengan kategori lain membentuk frase eksosentrik, sedangkan gabungan antara konjungsi dengan
kategori lain membentuk eksosentri.
PREPOSISI
Berdasarkan entuknya,
preposisi dalam bahasa Indonesia terbagi menjadi dua, yaitu preposisi
monomorfemis dan preposisi polimorfenis.
Preposisi Monomorfemis
Preposisi Monomorfemis
adalah preposisi yang terwujud sebagai satu morfem secara morfologis. Preposisi yang dimaksud adalah sebagai
berikut:
akibat atas bagai bagi
berkat dalam dari demi
dengan di hingga karena
ke kecuali lewat oleh
pada sampai sejak seperti
tanpa tentang untuk
Contoh data preposisi
monomorfemis
1.
Mereka langsung mengajukan banding atas utusan
hakim tersebut.
2.
Dengan banyak nama alias, Roy diduga tak bekerja
sendiri
3.
Pertemuan tersebut disaksikan oleh Kepala
Wilayah Depdikbud Subang Jawa Barat
4.
Itu semua adalah dasar-dasar dari paham kita tentang
hak asasi dan demokrasi
5.
Ia pun suka mengatur meja makan untuk
rekan-rekannya
Preposisi Polimorfeis
Preposisi polimorfemis adalah preposisi yang berwujud beberapa
morfem. Preposisi ini terbagi lagi atas
(1) preposisi yang terbentuk dari bentuk dasar + afiks dan (2) preposisi yang
terbentuk dari gabungan kata. Jenis preposisi kedua terbagi lagi atas (1) preposisi yang terbentuk dari
preposisi + preposisi dan (2) preposisi + nonpreposisi.
1. Bentuk
Dasar + Afiks
Bentuk dasar yang merupakan unsur
pembentuk preposisi polimorfemis ini dapat pula berupa morfem dasar
terikat. Afiks sebagai unsur pembentuk
preposisi polimorfemis adalah ber-, me(n)-, terdapat, dan se-. daftar preposisi polimorfemis yang dimaksud
adalah sebagai berikut:
bersama secara
bserta sekitar
mengenai selain
melalui selaku
menurut selama
sebagai setelah
sebelum terhadap
Contoh data preposisi polimorfemis yang
terbentuk dari bentuk dasar + afiks
6.
Segara, ihwal Ben Issal disampaikan ke Polda Metro
Jaya, berserta ciri-cirinya
7.
Aliran air terus menerus masuk, antara lain melalui
lubang di bawah pintu
8.
Kesadaran masyarakat terhadap masalah ini semkain besar.
2. Gabungan
Kata
Preposisi polimorfemis gabungan kata yang
terbentuk dari preposisi + preposisi adalah sebagai berikut:
di dalam
di sekitar
daripada
kepada
Contoh data preposisi polimorfemis
gabungan kata, preposisi + Preposisi:
9.
Ibu atau bapak
itu harus ke sana-kemari di dalam kota untuk mencari makan sekadarnya
10. lebih
dari 50 ladang ranjau ditemukan di sekitar Kabul
Preposisi + Nonpreposisi
Preposisi poimorfemis gabungan kata yang terbentuk dari
preposisi + nonpreposisi biasa berawal dengan preposisi di, ke, atau dari. Adapun kata yang menyertai preposisi itu
biasanya berasal dari nomina atau adjektiva. Preposisi yang terbentuk dari
preposisi + nonpreposisi adalah sebagai berikut:
di antara di hadapan
di atas di luar
di bawah di samping
di belakang di sekeliling
di dekat di seputar
di depan di tengah
Contoh data preposisi polimorfemis,
preposisi + preposisi
11. Sementara
itu, ada ribuan kendaraan bermotor yang bernomor satu digit yang berada di
bawah Wilayah Administrasi Samsat DKI Jakarta
12. Suaminya
tewas ketika sebuah bom meledak di dekat rumahnya
13. Drama
maut yang terjadi awal Januari lalu tu berlanjut di luar rumah
Makna
Preposisi
Makna preposisi merupakan makna gramatikal karena partikel
tersebut bermakna pada saat berdampingan dengan unsur lan. Preposisi memiliki makna yang sangat
bervariasi. Satu preposisi adalah yang
memiliki makna yang lebih dari satu. Namun
demikian, ada pula beberapa preposisi yang dapat dikelompokkan menjadi satu
menandai makna yang sama atau hampir sama.
Preposisi yang menandai
hubungan makna sebagai
1) Makna
peuntukan, yakni preposisi:
(1)
bagi
(2)
demi
(3)
untuk
2) Makna
asal, yakni preposisi
(1) dari
3) Makna
cara atau kesertaan, yakni preposisi:
(1)
dengan
(2)
secara
4) Makna
tempat berada, yakni preposisi:
(1)
di
(2)
dalam
(3)
di dalam
(4)
di sekitar
5) Makna
sebab, yakni preposisi:
(1)
Akibat
(2)
Berkat
(3)
Karena
(4)
Atas
6) Makna
arah menuju suatu tempat, yakni preposisi:
(1)
Ke
(2)
Menuju
7) Makna
pelaku, yakni preposisi:
(1)
Oleh
8) Makna
waktu, yakni preposisi:
(1) Pada
(2) Sejak
(3) Hingga
(4) Sebelum
(5) setelah
9) Makna
ihwal peristiwa, yakni preposisi:
(1)
Tentang
(2)
Mengenai
(3)
Akan
10) Makna
kemiripan, yakni preposisi:
(1)
Bagai
(2)
Seperti
11) Makna
perkecualian, yakni preposisi:
(1)
Kecuali
12) Makna
dengan perantaraan, yakni preposisi:
(1)
Lewat
(2)
Melalui
13) Makna batas
akhir, yakni preposisi
(1)
Sampai
14) Makna tidak
dengan, yakni preposisi:
(1)
Tanpa
15) Makna
kesertaan, yakni preposisi:
(1)
Bersama
(2)
Beserta
16) Makna
sumber, yakni preposisi:
(1)
Menurut
17) Makna selalu,
yakni preposisi:
(1)
Sebagai
(2)
Selaku
18) Makna ruang
lingkup, yakni preposisi:
(1)
Sekiar
19) Makna kurun
waktu, yakni preposisi:
(1)
Selama
20) Makna
penjumlahan, yakni preposisi:
(1)
Selain
21) Makna
penderita, yakni preposisi:
(1)
Terhadap
22) Makna
perbandingan, yakni preposisi:
(1)
Daripada
23) Makna
penerima, yakni preposisi:
(1)
Kepada
KONJUNGSI
Berdasarkan bentuknya,
konjungsi dalam bahasa Indonesia dapat dibagi atas dua kelompok, yaitu
konjungsi monomorfemis dan konjungsi polimorfemis.
Konjungsi Monomorfemis
Konjungsi Monomorfemis adalah konjungsi yang
secara morfolgis berwujud sebagai satu morfem.
Konjungsi-konjungsi monomorfemis bahasa Indonesia adalah:
adapun jikalau bagi sembari
agar juga bahkan seperti
akibat kalau bahwa seraya
alih-alih karena begitu serta
alkisah kecuali berkat supaya
andai kemudian biar tanpa
arkian kendati bila tapi
asal ketika boro-boro tatkala
atau laksana buat tempat
bagai lagi dalam tengah
dan lalu namun tetapi
dari lantaran oleh umpama
demi lantas padahal untuk
dengan maka sambil waktu
gara-gara malah sampai walau
guna manakala sebab yaitu
hanya mengenai sedang yakni
hingga mentang-mentang sejak yang
jika meski sementara jadi
Contoh data konjungsi monomorfemis:
1.
Agar timbul keberaniannya mendekati wanita, ia
menenggak dulu minuman keras
2.
Tetapi, soal khusyuk ini dirasa berbeda oleh setiap
kloter, bahkan juga setiap jemaah haji
3.
sebaliknya, kelompok itu masuk kategori terakreditasi
bila mendapat nilai 400-900
4.
Tentu saja itu bisa dilakukan bila penelitiannya setuju
Konjungsi Polimorfemis
Konjungsi Polimorfemis
adalah knjungsi yang terbentuk dari beberapa morfem. dalam hal ini morfem bisa berwujud dasar
bebaws atau kata, bisa juga morfem dasar terikat. Morfem dasar bebas dan morfem dasar terika
(secara morfologi) bisa disebut juga bentuk dasar. Dalam deskripsi (pembagian
konjungsi polimorfemis), konsep anafora dan demonstrativa digunakan untuk
memperinci unsur pembentuk konjungsi.
Dengan demikian,, unsur pembentuk konjungsi polimorfemis itu sendiri
atas bentuk dasar,kata, afiks, anafora, partikel dan demonstrativa. Dalam proses pembentukannya bisa bervariasi.
Berdasarkan kategori
unsur pebetpembentuknya konjungsi polimorfemis terbagi atas:
1.
Bentuk dasar + afiks
2.
kata + anafora
3.
kata + (partikel) pun,
4.
kata + demonstrativa,
5.
kata demonstrasi
6.
gabungan kata,
7.
gabungan kata +
anafora, dan
8.
gabungan kata + demonstrativa
1. Bentuk
dasar + afiks
Afiks yang membentuk
konjungsi plimorfemis adalah di, se, se-nya, dan kan. Berikut ini daftar konjungsi polimorfemis
yang terbentuk dari bentuk dasar + afiks.
andaikan asalkan bagaikan di samping
seandainya sebelum sedangkan sehingga
sekiranya selama setelah selagi
selain jangkauan sebaliknya malaahan
Contoh :
5.
Berdasarkan penelitian, semakin banyak alkohol masuk ke
dalam darah, semakin meningkat juml;ah gumpalan-gumpalan darah sehingga
semakn banyak pembuluh kapiler yang tersumbat dan pecah
6.
dia harus dohormati dan tidak boleh dinyatakan bersalah
sebelum terbukti bersalah
2. kata
+ anafora
Anafora adalah bentukk (formasi) terikat
yang mengacu kepada teks atau wacana sebelumnya. Yang dimaksud dengan anafora
dalam penelitian ini adalah nya, yakni, akaibatnya artinya dan misalnya.
Contoh :
7.
Akibatnya Indonesia harus memenuhi ketentuan
yang termuat dalam “codes” tersebut
8.
Akhirnya sekarang ini Cuma dilakukan perawatan
3. kata
+ pun
Partikel pun merupakan unsur
pembentuk konjungsi polimorfemis yang didahului Kata yang umumnya sebagai
konjungsi. Konjungsi yang berunsur partikel pun umumnya dipakai dalam bahasa
yang resmi atau formal, sedangkan konjungsi yang bisa disertai partikel pun
tetapi partikel tersebut tidak disertakan umumnya dipakai dalam percakapan
(bahasa percakapan) yang tidak resmi, yakni adapun, ataupun, walaupun dan
kalaupun.
Contoh :
9.
ada faktor bakat genetik, faktor lingkungan fisik
ataupun sosial, selain pilihan gaya hidup
10.
hal ini sampai batas-batas tertentu m,asih dapat
diteirma walaupun tidak dibenarkan
4. kata
+ demonstrativa
Demonstrativa yang
biasanya menjadi unsur pembentuk konjungsi polimorfemis adalah ini, itu,
demikian, dan begitu konjungsi yang berentuk dari kata +
demonstrativa, misalnya
untuk ini karena itu
selain itu sementara itu
dengan demikian namun demikian
meskipun demikian sekalipun demikian
Contoh :
11.
sekalipun, demikian kelokatifannya dapat
diketahu masing-masing melalui tafsiran bertempat di O dan bermiliki atas O
5. kata
+ demonstrativa + lah
Data konjungsi
polimorfemis yang berunsur kata demonstrativa-lah hanya ditemukan satu buah,
yaitu karena itulah.
Contoh :
12.
Karena itulah perlu rekayasa komunikasi (communication
engineering) yang baik.
6. Gabungan
kata
Contoh :2
Akan tetapi
Begitu pula
Demikian juga
Demikian pula
Sebagai contoh
7.
Gabungan kata + Anafora
Contoh :
13.
Oleh karenanya, subklasifikasi….ini mengabaikan
pertalian preposisi dengan kategori, yakni asal usul dan makna preposisi.
8. Gabunga
kata + Demonstrativa
Contoh :
Dalam pada itu
Di sampuing itu
Oleh karena itu
Oleh sebab itu
Tetapi walaupun demikian
Makna Konjungsi
Konjungsi dapat dikelompokkan atas emat kelompok besar, yaitu
yang bermakna aditif, adversatif, kausal, dan temporal.
Konjungsi aditif adalah
konjungsi yang memarkahi makna yang berhubungan dengan keterangan tambahan
Contoh:
Konjungsi aditif urutan, dan kemudian,
selanjutnya
Konjungsi aditif gabungan, dan kemudian,
juga, selain itu, serta
Konjungsi aditif beberan, yaitu, bahwa,
artinya, adapun
Konjungsi aditif contoh, dan misalnya,
sebagai contoh
Konjungsi adversatif
adalah konjungsi yang memarkahi makna yang berhubngan dnegan pertentangan atau
perbedaan
Contoh:
Konjungsi adversatif pertentangan; bahkan,
akan, tetapi namun
Konjungsi adversatif kebalikan, sebaliknya,
padahal
Konjungsi adversatif perbandingan, sedangkan
Konjungsi kausal adalah konjungsi yang memarkahi makna yang
berhubungan dengan sebab akibat.
Contoh :
Konjungsi kausal syarat, jika, bila,
kalau
Konjungsi kausal alasan, karena
Konjungsi kausal simpulan, jadi, dengan
demikian
Konjungsi kausal akibat, sehingga,
maka, karena itu, sebab itu
Konjungsi kausal, untuk, untuk itu
agar.
Konjungsi temporal adalah
konjugsi yang memarkahi makna yang berhubungan dengan waktu.
Contoh:
ketika sambil
sebelum setelah
selama ketika itu
dalam pada
itu
Penutup
Dalam rangka pembinaan
dan pengembangan bahasa nasional,
ditujukan pada peningkatan mutu pemakaian bahasa indonesia dengan baik dan
benar, sedangkan pengembangan bahasa pada pemenuhan fungsi bahasa indoenesia
sebagai sarana komunikasi nasional dan sebagai wahana pengungkap berbagai aspek
kehidupan sesuai dengan perkembangan zaman
Penguasaan wawasan
kebahasan dan keterampilan berbahsa dengan baik dan benar tidak dapat dimiliki
hanya dengan menguasai kaidah-kaidah bahasa.
Praktik atau pelatihan yang cukup sangat diperlukan, diantaranya yakni
penggunaan preposisi dan knjungsi.
DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan, et.al. 1993. Tata Bahasa
Baku Bahasa Indonesia. Cet.ke-2. Jakarta: Pusat Pembinaan dan Pengembangan
Bahasa2
Badudu, J.S. 1971. Pelik-Pelik
Bahasan Indonesia (Tata Bahasa).
Bandung. Pustaka Prima.
Chaer, Abdul. 1990. Penggunaan Preposisi dan Konjungsi Bahasa
Indonesia. Ende: Nusa Indah.
Djajasudarma, T. Fatimah. 1993. Kajian Pragamtik Kosa Kata Bahasa Sunda. Bandung: Lembaga Penelitian Universitas
Padjadjaran.
Keraf. Gorys. 1980. Tata Bahasa Indonesian. Ende: Nusa
Indah.
Kridalaksana, Harimurti. 1986. Fungsi Bahasa dan Sikap Bahasa. Cetakan Ke-2. Ende: Nusa Indah.
Moeliono, A.M. (Peny) 1998. Tata Bahasa Baku Bahasa Indonesia.
Jakarta: Balai Pustaka.
Ramlan. M. 1980. Kata Depan atau
Preposisi dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Yogyakarta: U.P. Karyono.
Tadjuddin, Moh. 1994. Konjungsi Aspektualitas dan Tempralitas
dalam Bahasa Indonesia dalam Dinamika Sastra. Bandung: Yayasan Pustaka
Wina.
trmksh infonya
BalasHapusTerima Kasih
BalasHapusLagu Gratis