FRASA DALAM BAHASA INDONESIA
Surastina
STKIP-PGRI Bandar Lampung
Pengajaran
bahasa tidak dapat Iepas sama .sekali daripada pertumbuhan ilmu bahasa pada umumnya. Kaum
Brahma di India beberapa abad sebelum Masehi mendapat “pelajaran" bahasa
Sansekerta dari ahli-ahli tata bahasa mereka. Biarpun tujuannya berbeda daripada pelajaran bahasa
pada umumnya yaitu karena kaum Brahma itu mengusahakan "kemurnian" ucapan
dan pembentukan frasa dan kalimat, supaya mantera-mantera yang mereka ucapkan
tidak kehilangan hikmahnya, pengajaran bahasa bagi kaum Brahma itu merupakan pengajaran
bahasa yang sesuai dengan ilmu bahasa murni. Untuk itu pada tulisan ini saya
akan membahas tentang pembagian frasa dalam bahasa Indonesia.
Pendahuluan
|
Frasa adalah satuan gramatikal yang berupa gabungan kata
dengan kata yang bersifat non-predikatif Sudah menjadi kelaziman dalam tata
bahasa Indonesia (Ramlan, 1984) membagi jenis jenis frasa atas:
1. Frasa Eksosentris
Frasa eksosentris adalah frasa yang sebagian atau
seluruhnya tidak mempunyai perilaku sintaktis yang sama dengan
komponen-komponennya. Frasa ini mempunyai dua komponen: yang pertama yang
disebut perangkai berupa preposisi atau partikel si, para, kaum, yang;
yang kedua yang disebut sumbu berupa kata atau kelompok kata. Frasa yang
berperangkai preposisi disebut frasa eksosentris direktif atau frasa
preposisional dan yang lain disebut frasa eksosentris non-direktif.
1.1 Frasa preposisional
Frasa ini seluruhnya tidak berperilaku sama dengan
komponenkomponennya, baik dengan preposisinya maupun dengan sumbunya.
Pola frasa
preposisional:
(a)
FPrep à Prepdasar + K
Contoh:bak mayang terurai
demi
hidup
di
sekolah
dengan
tangkas
sampai
payah
(b) Fprep à Prepdasar 1 + Prepdasar 2 + K
Contoh:sejak dari kemarin
daripada
sakit
dari
antara mereka
N
FN
(c) Fprep à Prepdasar + N1ok
+ Pr
FPr
Dem
Contoh:
atas
balik
bawah
belakang
dalam
dekat
|
|
|
depan
|
|
|
kalangan
|
|
N
|
lingkungan
|
|
FN
|
luar
|
|
|
muka
|
+
|
Pr
|
penjuru
|
|
|
pinggir
|
|
FPr
|
pojok
|
|
Dem
|
rusuk
|
|
|
samping
|
|
|
sebelah
|
|
|
sekeliling
|
|
|
sekitar
|
|
|
sepanjang
|
|
|
seputar
|
|
N
|
sisi
|
|
FN
|
sudut
|
|
pr
|
tepi
|
+
|
|
tengah
|
|
Fpr
|
tengah-tengah
|
|
Dem
|
dari
di
ke
dari
di
ke
dari
kalangan mereka
di
dalam rumah itu
ke
pinggir sungai ini
dari
seputar kampus
ke
tengah sawah
(d) Fprep à
Prepdeverbal + K
Contoh:bagi Saudara
mengingat
hal itu
sampai
marah
tentang
bermain
(e)
Fprep à
Prepdenominal + K
Contoh:guna bekerja
lantaran malu
perkara pacar
|
(f)
Fprep
à Prepdeverbal + Prepdasar +
Contoh:berhubung dengan keadaan sulit ini
berkenaan dengan surat anda
mengingat akan hal itu
sampai
dengan kemarin seiring dengan keputusan itu
(g) Fprep à A ± Adv ± Prep + N
Contoh:
sedikit agak ke depan
(h) Fprep à Adv ± A ± Prep + L
Contoh:
agak sedikit ke depan
Patut
ditambahkan di sini, bahwa ada frasa preposisional korelatif dengan pola
Nl
N1 2
Prep + Prl + Prep2 pr 1
2
Contoh:antara saya dengan dia
dari
rumah ke rumah
sejak
pagi hingga petang
Pola
frasa itu bukan pola frasa dasar, namun baik diperhatikan karena tidak jarang
digunakan orang.
1.2 Frasa
non-direktif
Frasa ini terjadi dari partikel, seperti si,
kaum, para, yang, dan sumbu berupa kata
atau frasa yang mempunyai beberapa katejori. Sebagai kesatuan frasa
non-direktif ini berkategori nomina. Konstruksi dengan si,
kaum, dan para
perlu dibandingkan dengan konstruksi partikel itu dengan
nomina yang membentuk frasa endosentris nominal.
Pola frasa non-direktif
A
(a) Fnon-dir à si
+ Ter-V
Contoh:
si miskin
si
terdakwa
A
(b)
Fnon-dir à kaum +
A1 A2
ter-V
Contoh: kaum miskin
kaum
cerdik pandai kaum tertindas
A
(c) Fnon-dir à para + A1 A2
Contoh:
para muda
para
cerdik pandai
(d) Fnon-dir à
yang +
Contoh: yang besar yang agak kecil
yang
datang
yang
kaulihat itu
yang
ini
yang
rumahnya jauh
2. Frasa Endosentris
Frasa endosentris adalah frasa yang keseluruhannya
mempunyai perilaku sintaktis yang sama dengan salah satu bagiannya. Ada frasa
endosentris berinduk satu atau frasa modifikasi, dan frasa endosentris berinduk
banyak.
2.1 Frasa modifikatif
Frasa modifikatif ini terjadi dari induk yang menjadi
penanda kelasnya, dan modifikator. Secara semantis modifikator itu disebut
pemeri. Dan perluasan suatu nomina dengan modifikator disebut pemerian.
Penandaan kelas induk yang menentukan kelas frasa sama dengan penandaan kelas
induk yang menentukan kelas frasa sama dengan penandaan kelas kata.
a. Frasa Nominal
Frasa nominal adalah frasa modifikatif yang terjadi dari
nomina sebagai induk dan unsur perluasan lain yang mempunyai hubungan
subordinatif dengan induk, yaitu adjektiva, verba, numeralia, demonstrativa, pronominal,
frasa preposisi, frasa dengan yang,
konstruksi yang...nya,
serta frasa preposisi, frasa dengan yang,
konstruksi yang... nya,
serta frasa lain. Frasa nominal dapat bertugas sebagai subyek,
obyek, atau komplemen dalam konstruksi predikatif. Penggunaan yang yang
menghubungkan induk dengan modifikator dapat diulang di belakang suatu frasa
nominal dengan menggunakan modifikator lain. Perluasan itu dlan perluasan lain
ditandai dengan ±…Namun ini hanya terdapat dalam pola yang bukan inti.
Dalam memerikan makna frasa nomina huruf a
dipergunakan untuk menandai komponen pertama dan huruf b untuk komponen
kedua. Makna frasa adalah makna gramatikal yang menggambarkan relasi antara
komponen-komponen konstruksi. Ini berlainan dengan makna leksikal yang
menggambarkan makna satuan leksikal. Dalam memahami makna frasa, harus dibuka
kemungkinan bagi adanya ambiguitas pada konstruksi yang bersangkutan.
Contoh:
asas
Pancasila
hak
memilih
kawan
separtai
remaja
yang mahasiswa
pegawai
yang rumahnya di luar kota banyak orang
kaum
buruh
bukan
hanya mahasiswa
b Frasa Adjektival
Frasa adjectival adalah frasa yang induknya adjektiva
dengan modifikator berkategori apapun atau gabungan
beberapa kata berkelas apapun yang keseluruhannya berperilaku sebagai
adjektiva.
Contoh:
alangkah
merdu
cantik
nian
sungguh
elok
agak
lebih baik
agak
lama juga
setia
setiap saat agak sedikit manja celaka tiga belas
Jauh di mata dekat di hati
sayup-sayup sampai
agak
aduhai
sangat
ahli
c. Frasa Pronominal
Frasa
pronominal adalah frasa yang berupa gabungan pronominal sebagai dengan
pronomina, atau dengan kelas lain, yaitu numeralia, demonstrativa, adjektiva
atau adverbia, sebagai modifikator.
Contoh:
kami sendiri
engaku saja
mungkin kami
kita semua
kami ini
saya lagi
bukan hanya dia saja
saya
dengan dia
d. Frasa Numeralia
Frasa
numeralia adalah frasa yang terjadi dari numeralia sebagai induk dan unsur perluasan
lain sebagai modifikator.
Contoh:
tiga
belas
dua likur
tujuh pertujuh
satu setengah
dua dan tiga
hanya dua
lima saja
beberapa belas
e. Frasa Verbal
Frasa
verbal adalah frasa yang terjadi dart verba sebagai induk dengan atau kata
berkelas kata lain, yaitu adverbia, atau frasa preposisional, sebagai
modifikator.
Contoh:
menjahit
baju
mengajak
pergi
menjahitkan
ayah baju
dibeli
oleh si miskin
disuruh
pergi
kecopetan
dompet
kena
marah
haus
kasih sayang
pulang
pergi
saling
mencintai
makan
tanpa bayar
Frasa- frasa verbal
lain:
benci
akan - membenci
berbicara
tentang - membicarakan
berjumpa
dengan - menjumpai
bertemu
dengan - menemui
berunding
tentang - merundingkan
cinta
akan - mencintai
gila
akan - menggilai
hinggap
di - menghingapi
ingat
akan - mengingat
kenal
akan - mengenal
2.2 Frasa endosentris
berinduk banyak
Frasa endosentris berinduk banyak terjadi dari beberapa
komponen yang sederajat dalam fungsi dan kelas. Ada frasa koordinatif dan ada
frasa apositif.
a. Frasa koordinatif
Frasa koordinatif adalah frasa endosentris
berinduk banyak yang komponen-komponennya secara potensial maupun actual dapat
dihubungkan dengan konjungsi, baik konjungsi tunggal seperti dan, atau,
tetapi, maupun konjungsi terbagi
seperti baik...baik..., entah...entah..., makin...makin..., baik... maupun...
Pada umumnya frasa koordinatif mempunyai kelas sesuai
dengan kelas komponen-komponennya karena kata-kata yang berkelas sama dapat
digabungkan menjadi frasa koordinatif Namun ada pula gabungan yang terjadi dari
kelas berlainan; misalnya verba dan frasa preposisional, dalam kalimat Makanlah
udang rebus ini, atau dengan nasi.
Kesamaan fungsi pada tataran
klausa memungkinkan hal itu (Halliday 1995:252)
Contoh frasa
koordinatif:
nomina dlan nomina : baik
mahasiswa, maupun dosen pria atau wanita
adjektiva dan adjektiva : miskin
tetapi bahagia entah benar, entah tidak
preposisi dan preposisi : dari
dan ke Bandung untuk dan atas nama negara dari, oleh, dan untuk rakyat
b. Frasa apositif
Frasa apositif adalah frasa endosentris berinduk banyak
yang komponen-komponennya menunjuk pada referen yang sama dalam alam di luar
bahasa.
Contoh:
Ita,
anak kakak
Emil
Salim yang menteri
Rakyat
menangis
Penutup
Dalam rangka pembinaan dan pengembangan bahasa nasional,
ditujukan peningkatan mutu pemakaian bahasa Indonesia dengan baik dan benar,
sedangkan pengembangan bahasa pada pemenulan fungsi sebagai sarana komunikasi
nasional dan sebagai wahana pengungkap berbagai aspek kehidupan sesuai dengan
perkembangan zaman. Pembahasan di atas tentang, pembagian frasa dalam bahasa
Indonesia sesuai dengan perkembangan pada saat ini.
DAFTAR PUSTAKA
Alisjahbana, Sutan Takdir
1988 Tatabahasa Baru Bahasa Indonesia. Cetakan ke-42. Cetakan
pertama 1953. Jakarta: Pustaka Rakyat.
Badudu, J. S
1986 "Tata bahasa Indonesia ditinjau
dari segi tata bahasa tradisional
" dalam Rusyana dan Samsuri (ed.) 1976: 2-23.
Chafe, Wallace L. (ed.)
1980 Meaning and the structure of language. Chicago &
London: The University of Chicago Press.
Dardjowidjojo, Soenjono
1989 "Acronymic patterns in
Indonesia'' dalam Nguyen Dang Liem (ed.) South-East Asian Linguistic
Studies 3: 143-60.
Fokker, A.A.
1982 Pengantar Sintaksis Indonesia. Diindonesiakan
oleh Djonhar. Cetakan ke-2. Jakarta: Pradnja Paramita.
Harimurti Kridalaksana
1986 Kelas
Kata dalam Bahasa Indonesia. Jakarta: Gramedia.
Ramlan, M.
Slametmuljana
1979 Kaidah Bahasa Indonesia. Edisi
Tidak ada komentar:
Posting Komentar