PENERAPAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN
DALAM PEMBELAJARAN PENDIDIKAN AGAMA KRISTEN
Fransisca S.O. Dedi
Dosen PNS Dpk Kopwil II STKIP PGRI Bandar Lampung
Abstrak: Pencapaian tujuan belajar secara tuntas
merupakan harapan setiap guru. Beberapa
faktor penentu dalam pencapaian tujuan tersebut yakni siswa, guru,fasilitas
serta suasana yang kondusif harus bersinergi, agar harapan ini dapat
tercapai. A dapun faktor yang aktif yang sangat berperan adalah faktor
guru. Guru merupakan faktor kunci dalam
pencapaian pembelajaran. Sebagai
fasilitator, motivator, bahkan motor penggerak pembelajaran dituntut untuk
selalu mengaktualisasikan diri dalam hal melaksanakan pembelajaran dengan
sebaik-baiknya. Salah satu hal penting
yang harus tetap diperhatikan guru dalam pembelajaran adalah menerap-kan
teknologi pendidikan dalam pembelajaran, khususnya mata pelajaran Agama
Kristen. Adapun penerapan tersebut mencakup: (1) Penerapan Domain
Desain, (2) Penerapan Domain Pengembangan (Development), 3) Penerapan Domain
Penggunaan (Utilization), (4) Penerapan Domain Manajemen, (5) Penerapan Domain Evaluasi
Kata-kata Kunci: Teknologi Pendidikan, Pendidikan Agama Kristen
(PAK)
PENDAHULUAN
Pada
dasarnya seluruh rancangan yang dipersiapkan pembelajar dalam rangka
pembelajaran bertujuan untuk memberikan pengalaman belajar. Mulai dari menganalisis kebutuhan pebelajar
sampai pada mengukur, menilai, bahkan mengevaluasi hasil pembelajaran. Kegiatan
perancangan ini membutuhkan ketelitian yang tinggi, agar perancangan yang
dilaksanakan mencapai sasaran yang tepat.
Guru
sebagai fasilitator, motivator, dan mediator pembelajaran harus memiliki
kepekaan yang tinggi memahami perubahan-perubahan yang terjadi. Hal ini perlu,
agar guru dapat menciptakan proses pembelajaran yang sesuai dengan perkembangan kemajuan.
Bagi
guru sebagai manajer dalam pengelolaan proses pembelajaran, dituntut agar dapat
mengelola proses pembelajaran, sehingga pebelajar mengalami belajar sebagai
suatu pengalaman yang menarik dan mencengangkan serta menan-tangnya untuk
mengenal dan memahami hal-hal baru yang sebelumnya tidak dikenal dan tidak
dipahaminya.
Dalam makalah ini akan dibahas secara sekilas
mengenai beberapa hal yang perlu
dipahami dan diterapkan dalam melaksanakan tugas sebagai guru Pendidikan Agama
Kristen (PAK) mencakup:
-
Hakikat
teknologi pendidikan dan pengajaran;
-
Penerapan
teknologi pendidikan dalam PAK;
-
Pengembangan media pembelajaran; serta
-
Pengembangan
teknologi instruksional berbasis kompetensi dalam pembelajaran PAK.
HAKIKAT TEKNOLOGI
PENDIDIKAN DAN PENGAJARAN
Tahun 1997 Association for Education Communication and
Technology (AECT) mendefinisikan teknologi pendidikan dan teknologi
pembelajaran sebagai dua hal yang berbeda berdasarkan ruang lingkup (scope )
dan setiap istilah.
Teknologi pendidikan digunakan untuk menggambarkan
subsistem pendidikan yang melibatkan pemecahan masalah-masalah yang berhubungan
dengan semua aspek belajar. Dari definisi ini memungkinkan teknologi pendidikan
melaksanakan pendidikan melalui media masa dibantu dengan sistem instruksional
dan manajemen. Istilah teknologi dalam pendidikan digunakan untuk menggambarkan
penggunaan/penerapan teknologi dibantu sistem pendidikan seperti laporan,
jadwal, dan anggaran keuangan.
Teknologi instruksional/pembelajaran ditentukan sebagai
subbagian dari teknologi pendidikan. Istilah instruksional/pembelajaran adalah
subbagian dari pendidikan yang terencana dan terkontrol. Kinch dan Gustafson
(1989) mengatakan bahwa pada dasarnya istilah instruksional dikaitkan dengan
istilah pengajaran (teaching) dan masalah-masalah belajar (learning problem), sedangkan
istilah pendidikan lebih luas mencakup semua aspek pembelajaran. Jadi
pendidikan mengacu pada belajar di berbagai situasi yaitu di rumah, di sekolah,
di pekerjaan, dan lain-lain, sedangkan instruksional (pembelajaran) hanya
berhubungan dengan belajar di sekolah. Mencermati perbedaan definisi yang berbeda ini, sebenarnya terdapat kesamaan
dalam satu hal yang sangat prinsip yakni belajar. Itulah sebabnya sejak tahun
1997, kedua istilah ini tidak dibedakan, bahkan kedua istilah ini digunakan
secara bergantian oleh para profesional di bidang pendidikan (Barbara B. Seels
dan Rita C. Ricky, 1994 : 5).
Hal lain
yang membuat penggunaan istilah ini berbeda adalah istilah teknologi pendidikan
lebih dikenal dan digunakan di Inggris sedangkan teknologi instruksional lebih
banyak digunakan di Amerika Serikat. Dalam tulisan ini kedua istilah tersebut
tidak dibedakan melainkan dipergunakan secara bergantian.
Teknologi pendidikan/pembelajaran adalah teori dan
praktek desain, pengembangan, penggunaan, manajemen, evaluasi proses belajar,
dan sumber belajar. Mulai dari bagaimana merancang pembelajaran, bagaimana
mengem-bangkan. menggunakannya, mengelola, mempersiapkan sumber belajar, serta
mengevaluasi pembelajaran. Sebagaimana guru pada umumnya, demikian pun guru PAK,
kiranya menerapkan ini dalam
pembelajaran.
PENERAPAN TEKNOLOGI PENDIDIKAN DALAM PAK
Dalam
proses pembelajaran ada berbagai komponen yang terlibat di dalamnya.
Komponen-komponen tersebut adalah guru, pebelajar, materi pembelajaran, metode
dan strategi pembelajaran. Komponen-komponen ini merupakan komponen-komponen
yang tercakup dalam komponen teknologi instruksional yang meliputi teori dan
praktek desain, pengembangan, penggunaan, manajemen dan evaluasi proses dan
sumber pembelajaran. Berikut ini akan diuraikan secara singkat penerapan
beberapa komponen tersebut dalam pembelajaran PAK.
Dalam pembelajaran, komponen yang terpenting yang harus
diperhatikan adalah komponen pebelajar. Kegiatan pembelajaran yang sukses
sebenarnya diindikasikan oleh suksesnya pebelajar itu sendiri. Semua komponen
yang dilibatkan harus dikelola, diupayakan agar pebelajar dapat mencapai
belajar yang sukses, belajar yang bermakna sehingga belajar menjadi berhasil.
Untuk itu komponen-komponen teknologi pendidikan dan implementasinya dalam
pembelajaran PAK harus dikelola oleh guru secara sungguh-sungguh, yakni
meliputi:
(1) Penerapan Domain Desain
Penerapan Domain Desain meliputi :
- pengetahuan desain,
- desain pesan,
- strategi-strategi instruksional, dan
- karakteristik pebelajar.
Desain sistem
instuksional adalah prosedur yang terorganisir yang meliputi langkah-langkah
analisis desain, pengembangan, implementasi dan evaluasi instruksi. Salah satu
desain sistem instruksional seperti yang dikemuka-
kan oleh Dick dan Carey (1996) dan diadopsi oleh Atwi Suparman (2001)
dikemukakan sebagai berikut :
-
melakukan identifikasi kebutuhan instruksional
-
merumuskan tujuan pembelajaran umum
-
melakukan analisis instruksional
-
mengidentifikasi
perilaku dan karakteristik awal pebelajar
-
merumuskan tujuan pembelajaran khusus
-
mengembangkan strategi pembelajaran
-
mengembangkan bahan pembelajaran
-
mendesain dan melaksanakan evaluasi formatif
Desain pesan akan berubah-ubah tergantung pada media
yang digunakan, apakah statis, dinamis,
atau kombinasi daripada keduanya. Strategi instruksional adalah spesifikasi
untuk menyeleksi dan mengatur kejadian-kejadian dan kegiatan-kegiatan dalam
satuan pelajaran. Apakah yang akan
dilakukan seorang guru dalam setiap proses pembelajaran harus dirancang, diatur
sedemikian rupa dengan strategi-strategi yang tepat. Strategi instruksional
haruslah selalu berinteraksi dengan situasi belajar yang diinginkan.
Karakteristik pebelajar mencakup masalah-masalah dan latar belakang pebelajar
yang dapat mempengaruhi keefektifan proses belajar. Pengenalan terhadap
karakteristik pebelajar secara individual harus dilakukan guru secepatnya dan
setepatnya agar pelaksanaan pembelajaran dapat dilakukan secara efektif dan
efisien.
(2) Penerapan Domain
Pengembangan (Development)
Dasar utama
Domain Pengembangan adalah bidang produksi media. Domain pengembangan meliputi
teknologi cetak, teknologi audio visual, teknologi komputer, teknologi terpadu.
Mengenai media pembelajaran yang digunakan untuk menunjang proses pembelajaran
PAK akan diuraikan secara khusus pada bagian lain.
(3) Penerapan Domain
Penggunaan (Utilization)
Selama
bertahun-tahun domain penggunaan dipusatkan pada kegiatan guru dan ahli media. Penggunaan mengacu pada sistematik,
penyebaran, difusi, implementasi dan instruksionalisasi. Fungsi penggunaan
menggambarkan interfrase antara pebelajar dan sistem instruksional. Ada empat
sub kategori dalam penggunaan yaitu difusi inovasi, implementasi, kebijakan dan
peraturan-peraturan.
Utilisasi
adalah aksi dari penggunaan proses dan sumber untuk pembelajaran. Semua situasi
ini digunakan untuk mencari materi serta kegiatan yang spesifik, mempersiapkan
pebelajar untuk saling berinteraksi, menyediakan bimbingan selama proses
pembelajaran, mencapai hasil serta penggunaan prosedur dan organisasi
pembelajaran yang tepat dan berguna.
Sumber
pembelajaran tidak selalu harus guru. Tetapi dapat berupa orang sumber (human
resource). Untuk PAK, sumber belajar dapat berupa artikel-artikel yang dapat
diakses melalui internet, khotbah-khotbah di televisi, khotbah di gereja,
siaran-siaran radio, film, seminar-seminar keagamaan dan sebagainya. Sumber
instruksional dapat dibawa ke dalam kelas, dan sebaliknya kelas (pebelajar)
dapat mencari keluar kelas. Hal ini dapat dilakukan sesuai dengan pertimbangan
guru berdasarkan situasi dan kondisi pembelajaran.
(4) Penerapan Domain Manajemen
Pada
dasarnya domain manajemen menjalankan fungsi manajemen dalam organisasi
manajemen dan personal manajemen. Manajemen merupakan kontrol teknologi
pembelajaran melalui : perencanaan (planing), organisasi (organizing),
koordinasi (koordinating), dan supervisi (supervising).
Kelas
pada dasarnya merupakan “organisasi” dimana guru bertugas sebagai “manajer”.
Sebagai organisasi dipastikan bahwa ada perencanaan yang matang dalam
pengembangan proses pembelajaran, ada pengorganisasian proses pembelajaran, ada
koordinasi yang harus dijalankan dengan berbagai pihak agar dapat diciptakan
interaksi baik dengan sesama guru, sesama pebelajar dan bahan pembelajaran
seperti yang telah ditetapkan dalam desain pembelajaran guna mencapai hasil
pembelajaran yang maksimal. Sebagai manajer, guru harus melaksanakan fungsi
supervisi tetapi, tetap memperhatikan situasi dan kondisi agar proses
pembelajaran tidak kaku, tidak mencekam, tetapi menyenangkan dan mencapai
situasi pembelajaran yang berhasil. Perencanaan pembelajaran mencakup
perencanaan jangka pendek, jangka menengah dan jangka panjang.
(5) Penerapan Domain
Evaluasi
Pengertian
evaluasi secara luas adalah penilaian terhadap kegiatan-kegiatan manusia. Pada
dasarnya, kegiatan mengevaluasi ini telah sering kita lakukan dalam kehidupan
sehari-hari. Kita sering mengadakan penilaian terhadap berbagai gejala,
kejadian, atau kegiatan-kegiatan sesuai dengan sistem penilaian yang berlaku.
Dalam pembelajaran, evaluasi adalah proses untuk menentukan kecukupan atau
kesesuaian instruksional dan belajar. Ini mengisyaratkan guru untuk
mengevaluasi hal-hal yang telah dibelajarkan, jangan mengevaluasi di luar
hal-hal yang dibelajarkan. Evaluasi dalam pendidikan berarti untuk menentukan
kualiatas, efektifitas atau nilai dari sebuah program, hasil, proyek, proses,
objektif, dan kurikulum. Dalam
melaksanakan kegiatan evaluasi PAK, penting untuk mempertimbangkan :
a. Standar penilaian dalam menentukan
kualitas. Apakah semua standar relatif atau absolut.
b. Pengumpulan informasi-informasi yang
relevan.
c. Penggunaan standar-standar penilaian untuk
menentukan kualitas.
Dalam
evaluasi, praktek penafsiran terhadap skor yang dicapai pebelajar adalah sangat
penting, itulah sebabnya penilaian harus dilakukan dengan adil dan benar, dan
sistematis. Selain penilaian hasil
belajar yang diindikasikan dengan skor-skor yang dicapai, penilaian terhadap
proses juga harus menjadi hal yang harus dicermati guru PAK.
Penafsiran
nilai PAK bagi setiap pebelajar janganlah dilakukan dengan gegabah, sebab aspek
afeksi haruslah menjadi pertimbangan serius bagi setiap guru PAK, sehingga
tidak hanya pengetahuan PAK yang menjadi tumpuan penilaian guru, tetapi yang
lebih penting adalah faktor sikap. Mendeteksi dan menilai sikap pebelajar
memerlukan kerja ekstra hati-hati agar diterapkan penilai-an yang tepat.
PENGEMBANGAN MEDIA PEMBELAJARAN PAK
Media
pembelajaran adalah alat-alat yang digunakan untuk menyalurkan pesan atau
informasi dari pengirim kepada penerima pesan. Pengirim dan penerima pesan itu dapat berupa
orang atau lembaga. Sedangkan
media tersebut dapat berupa gambar, alat-alat elektronik, buku, dan sebagainya.
Media pembelajaran
dapat digolongkan atas media visual, media audio, dan media audiovisual.
Media
yang tertua usianya adalah media visual, kemudian muncul media audio dan
kombinasi antara keduanya yakni audiovisual. Termasuk media visual seperti
gambar diam, gambar hidup tanpa suara, objek tiga dimensi, dan buku teks
tercetak. Termasuk media audio seperti rekaman audio dan sajian oral. Dan
termasuk media audiovisual, seperti televisi, VCD, film, program komputer, LCD.
Temuan Wood dan Freeman (1929), Knowlton dan Tilton (1929), Carpenter,
Greenhill (1959) mengatakan pentingnya media dalam proses pembelajaran. Media
akan membantu menciptakan situasi yang nyata dan menarik bagi pebelajar.
Dalam
kegiatan pembelajaran media digunakan karena berbagai kemampuan berikut :
(1) memperbesar benda yang sangat kecil
dan tidak tampak oleh mata dan benda yang sangat besar dapat diperkecil
(2) menyajikan benda atau peristiwa yang
terletak jauh daripada pebelajar
(3) menyajikan peristiwa yang kompleks,
rumit, yang berlangsung dengan sangat cepat atau sangat lambat sehingga menjadi
lebih sistematis dan sederhana
(4) menyajikan benda atau peristiwa berbahaya
ke hadapan pebelajar
(5) menginformasikan materi dalam waktu
yang sama secara serempak kepada sejumlah besar pebelajar.
(6) meningkatkan daya tarik dan
perhatian pebelajar karena penggunaan warna dan komposisi warna yang menarik
Media-media
tersebut di atas dapat digunakan dalam proses pembelajaran PAK dengan
mempersiapkannya terlebih dahulu sebelum proses pembelajaran dimulai, dengan
menyesuaikannya dengan desain pembelajaran.
PENGEMBANGAN TEKNOLOGI INSTRUKSIONAL BERBASIS-
KOMPETENSI
Pembelajaran
yang berbasis kompetensi memperhatikan kompetensi-kompetensi dasar dan hasil
belajar yang harus dicapai dalam melaksanakan pembelajaran dengan indikator-indikator tertentu yang telah
ditetapkan. Guru sebagai desainer pembelajaran memiliki kewajiban mendesain
skenario pembelajaran dengan kegiatan-kegiatan sebagai berikut : (1) kegiatan
pendahuluan, (2) kegiatan inti dan (3) kegiatan penutup. Ketiga kegiatan ini
harus dialokasikan dengan waktu yang proporsional dimana kegiatan inti harus
mendapat proporsi waktu yang lebih panjang. Dalam kegiatan pendahuluan ada tiga
kegiatan yang perlu dikembangkan yakni deskripsi singkat (D), relevansi (R) dan
tujuan pembelajaran khusus yakni hasil belajar yang diharapkan (T). Apakah
pelaksanaan kegiatan pendahuluan ini haruslah seperti urutan DRT? Tentu tidak.
Kegiatan ini dapat divariasikan menjadi RTD, TDR, RDT, DTR, atau TRD.
Dalam
kegiatan inti, yakni penyajian materi pembelajaran, dapat dilakukan dengan
memberikan uraian (U), contoh (C), dan latihan (L). Urutan UCL, bukanlah urutan
yang kaku yang harus dijalankan guru, tetapi kegiatan ini mungkin dapat
dilakukan dengan LUC, CUL, dan sebagainya. Variasi penyajian ini memberikan
suasana pembelajaran yang relatif segar dibanding dengan urutan tradisional
yang dimulai dengan Urutan, Contoh, dan Latihan (UCL). Kreativitas guru
diperlukan dalam hal ini.
Untuk kegiatan penutup dilakukan tes
formatif dan umpan balik serta tidak lanjut (follow up) misalnya dengan
menjelaskan kembali bagian-bagian yang belum dipahami pebelajar. Mungkin bagi
pebelajar tertentu sekali diberikan penjelasan sudah cukup, tetapi bagi
pebelajar lainnya, memerlukan waktu pembelajaran yang relatif lebih panjang.
Hal ini harus menjadi perhatian guru sebab kecepatan belajar setiap siswa
berbeda-beda. Lakukan remedial dan
pengayaan. Berikan waktu yang sesuai dengan keadaan pebelajar, karena hal ini
merupakan salah satu implementasi teknologi instruksional.
PENUTUP
a. Simpulan
Dari
uraian-uraian di atas, dapat disimpulkan beberapa hal berikut:
(1) Teknologi instruksional meliputi
teori dan praktek desain, pengembangan (development), penggunaan (utilization),
manajemen (managemen) dan evaluasi (evaluation), proses dan sumber belajar.
(2) Pemahaman dan penerapan teknologi
pendidikan merupakan acuan menuju guru PAK yang profesional.
(3) Pembelajaran yang sukses diindikasikan
oleh pebelajar yang sukses.
b. Saran
Pemanfaatan organisasi profesi perlu dioptimalkan agar
pengembangan PAK dapat dicapai. Organisasi profesi dapat memberikan kontribusi
yang me-mungkinkan guru-guru PAK dapat bertukar pendapat, pengetahuan, dan
pengala-man; sehingga dapat saling mengisi dan melengkapi. Di sisi lain guru-guru PAK akan
mengaktualisasikan dirinya dengan berbagai informasi yang terkini yang da-pat
memperluas wawasannya agar menjadi guru PAK yang profesional.
DAFTAR PUSTAKA
Barbara B. Seels & Rita C. Ricky. (1994).Instructional
Technology The Deffinition and The Domains off The Field
M. Atwi Suparman (2001). Desain Instuksional
Walter Dick & Lou
Carey (1996). The Systematic Design of Instruction
Tidak ada komentar:
Posting Komentar