CARA
BELAJAR DI PERGURUAN TINGGI
Aty
Nurdiana*)
Dosen PNS-Dpk Kopwil II STKIP PGRI Bandar Lampung
Abstrak: Belajar di Perguruan Tinggi bukanlah hal yang mudah, bahkan dapat
dikatakan berat. Karena itu seorang mahasiswa dituntut untuk dapat menyesuaikan
diri dengan lingkungan dimana ia kuliah. Beberapa tuntutan yang harus dipenuhi
agar mahasiswa dapat berhasil dalam mengikuti perkuliahan adalah: mahasiswa
harus memiliki sikap rohani, minat, cita-cita, rasa percaya diri, kebebasan
jiwa dan harus disiplin dalam melakukan semua tugas dan kewajibannya sebagai
seorang mahasiswa. Selain tuntutan tersebut syarat yang harus dimiliki oleh
seorang mahasiswa agar dapat belajar dengan baik adalah: syarat lingkungan
rumah dan lingkungan perguruan tinggi yang baik, harus memiliki fisik dan
mental yang baik pula.
Kata kunci: Belajar, Perguruan Tinggi.
A. Pendahuluan
Menjadi
seorang mahasiswa pada salah satu Perguruan Tinggi favorit adalah salah
satu yang dicita-citakan oleh para
lulusan SMA/ se-derajat. Mereka berusaha semaksimal mungkin supaya bisa
diterima di Perguruan Tinggi favoritnya. Salah satu usaha yang dilakukan adalah
dengan mengikuti bimbingan belajar-bimbingan belajar yang ada di kota mereka.
Tetapi
bagaimana setelah mereka diterima di Perguruan Tinggi impian mereka? Sebagai
seorang mahasiswa baru, dengan bangga dan semangat yang tinggi mereka
melangkahkan kaki menuju kampus tercinta dengan harapan mereka dapat
menyelesaikan kuliah/studi dengan cepat dan cita-citanya menjadi seorang
sarjana tercapai. Apa yang terjadi setelah beberapa minggu mereka mengikuti
perkuliahan? Mereka baru merasakan ternyata belajar di Perguruan Tinggi
tidaklah semudah yang mereka bayangkan, banyak yang mengalami kegagalan dan
merasa frustasi, bahkan ada yang putus di tengah jalan (gagal) karena merasa
tidak sanggup untuk melanjutkan dan mengikuti perkuliahan.
Apakah
yang menyebabkan mereka mengalami kegagalan? Jika ingin dikaji lebih lanjut
banyak sekali faktor-faktor yang menyebabkan para mahasiswa gagal dalam
mengikuti perkuliahan. Disini tidak akan dibahas penyebab kegagalan tersebut,
tetapi berikut ini adalah beberapa petunjuk yang dapat dipakai oleh para
mahasiswa untuk mengurangi kegagalan dalam mengikuti perkuliahan.
B. Sistem Penyelenggaraan
Pendidikan di Perguruan Tinggi
Sebelum
dibahas lebih lanjut mengenai cara belajar di Perguruan Tinggi, terlebih dahulu
akan dijelaskan mengenai Sistem Penyelenggaraan Pendidikan di Perguruan Tinggi.
Sistem
Penyelenggaraan Pendidikan yang digunakan di Perguruan Tinggi adalah “Sistem
Kredit”, yang dimaksud disini adalah suatu sistem penyelenggaraan pendidikan di
mana beban studi mahasiswa, beban kerja dosen dan beban penyelenggaraan lembaga
pendidikan dinyatakan dalam kredit.
Untuk
menyatakan besarnya beban studi mahasiswa di Perguruan Tinggi digunakan sistem
S.K.S (Satuan Kredit Semester). S.K.S
adalah satuan yang digunakan untuk menyatakan besarnya beban studi
mahasiswa, besarnya pengakuan atas keberhasilan usaha kumulatif bagi suatu
pogram tertentu, besarnya usaha untuk menyelenggarakan pendidikan bagi
Perguruan Tinggi, serta besarnya usaha untuk menyelenggarakan pendidikan bagi
tenaga-tenaga pengajar (dosen). Satu semester di Perguruan Tinggi setara dengan
18-19 minggu kerja (termasuk ujian tengah semester dan ujian akhir semester).
Apa
tujuan Pemerintah menerapkan sistem S.K.S di Perguruan Tinggi? Tujuan umum
penerapan Sistem S.K.S di Perguruan Tinggi untuk lebih memenuhi tuntutan
pembangunan, karena di dalamnya dimungkinkan penyajian program pendidikan yang
bervariasi dan fleksibel, sehingga memberi kemungkinan lebih luas kepada mahasiswa
untuk memilih program menuju suatu macam jenjang profesi tertentu yang dituntut
oleh pembangunan.
Sedangkan
tujuan khusus dari penerapan Sistem S.K.S di Perguruan Tinggi adalah
1)
Memberikan kesempatan kepada para
mahasiswa yang cakap dan giat belajar untuk dapat menyelesaikan studi dalam
waktu yang sesingkat-singkatnya.
2)
Untuk memberi kesempatan kepada
para mahasiswa agar dapat mengambil matakuliah-matakuliah yang sesuai dengan
minat, bakat dan kemampuannya.
3)
Untuk memberi kemungkinan agar
sistem pendidikan dengan input dan output jamak dapat
dilaksanakan.
4)
Untuk mempermudah penyesuaian
kurikulum dari waktu kewaktu dengan perkembangan ilmu dan teknologi yang sangat
pesat dewasa ini.
5)
Untuk memberi kemungkinan agar
sistem evaluasi kemajuan belajar mahasiswa dapat diselenggarakan dengan
sebaik-baiknya.
6)
Untuk memungkinkan transfer
(pengalihan) kredit antar jurusan, antar bagian, atau antar fakultas dalam
suatu Perguruan Tinggi.
7)
Untuk memungkinkan perpindahan
mahasiswa dari perguruan tinggi yang satu ke perguruan tinggi yang lain atau
dari satu bagian ke bagian lain dalam Perguruan Tinggi tertentu.
Dengan
demikian sistem S.K.S memberikan peluang dan kesempatan yang seluas-luasnya
kepada para mahasiswa untuk mengerahkan semua kemampuan yang dimilikinya dalam
meraih cita-cita. Semua itu akan dapat tercapai apabila para mahasiswa mau
belajar dan bekerja keras.
C. Tuntutan Belajar di
Perguruan Tinggi
Belajar
di Perguruan Tinggi bukanlah hal yang mudah, bahkan bisa dikatakan berat/
susah. Para mahasiswa harus mengikuti perkuliahan dengan tertib, harus rajin
membaca literatur-literatur yang mungkin lebih banyak berbahasa asing, harus
memahami berbagai macam teori, melakukan penelitian, mengerjakan tugas-tugas
dan sebagainya.
Bagi
para mahasiswa baru yang kurang siap, tentunya hal tersebut akan menjadi beban
yang sangat berat. Karena di Perguruan Tinggi tanggung jawab belajar hampir
sepenuhnya dipercayakan kepada para mahasiswa, dosen hanya memberikan
dasar-dasar pengetahuan saja, selebihnya mahasiswa diharuskan mencari/ membaca
sendiri. Karena itu dalam diri mahasiswa dituntut untuk mempunyai sikap
tertentu dalam belajar. Sikap yang paling utama harus dimiliki oleh para
mahasiswa adalah sikap rohani. Dengan adanya sikap rohani ini diharapkan
mahasiswa akan mempunyai mental yang kuat, sehingga apabila suatu saat dalam
mengikuti perkuliahan mereka menemui masalah atau hambatan, mereka tidak akan
mudah putus asa dan tidak cepat merasa frustasi.
Agar
para mahasiswa mempunyai sikap rohani (kekuatan mental), mereka harus mempunyai
cita-cita, minat terhadap matakuliah yang diikuti, mempunyai rasa percaya diri
yang tinggi dan memiliki kebebasan jiwa. Setiap mahasiswa yang belajar di
Perguruan Tinggi harus didukung oleh suatu cita-cita tertentu, sehingga
ia tahu tujuan yang harus dicapai dan tahu untuk apa ia belajar. Jika seorang
mahasiswa ketika masuk ke Perguruan Tinggi tidak mempunyai cita-cita, maka
ketika ia mengalami kesulitan semangat belajarnya akan segera hilang, sehingga
ia bisa gagal.
Selain
cita-cita, minat terhadap matakuliah juga merupakan hal yang sangat
penting sebagai pendorong semangat belajar. Jika seorang mahasiswa mempunyai
minat terhadap setiap matakuliah yang diikuti, maka ia akan merasa senang dalam
mengikuti perkuliahan sehingga ia dapat berkonsentrasi, hal ini dapat
memperkecil kegagalan.
Faktor
yang juga penting harus dimiliki mahasiswa adalah rasa percaya diri.
Jika mahasiswa tidak mempunyai rasa percaya diri, ia akan selalu merasa lebih
rendah dari teman-temannya dan ia akan merasa rendah diri. Karena itu mahasiswa
dituntut untuk mempunyai rasa percaya diri bahwa ia tidak berbeda dengan
teman-temannya yang lain.
Karena
mahasiswa adalah manusia dewasa, selain mereka mempunyai masalah studi, mereka
juga mempunyai masalah-masalah pribadi yang perlu dipecahkannya. Seperti
masalah keuangan, pacar, hubungan dengan orang lain dan sebagainya, maka
seorang mahasiswa juga dituntut untuk memiliki keuletan baik jasmani
maupun rohani. Faktor lain selain faktor-faktor di atas yang harus dimiliki
seorang mahasiswa adalah kebebasan jiwa. Kebebasan jiwa ini akan
memungkinkan seorang mahasiswa terbebas dari pengaruh sentimen dan emosi, dan
ia akan memiliki sikap ilmiah dan dapat berpikir kritis.
D. Syarat-syarat Belajar di
Perguruan Tinggi
Sebagai
seorang mahasiswa, selain mereka harus memiliki sikap-sikap yang telah
dijelaskan, mereka juga harus tahu bagaimana mempersiapkan diri untuk belajar.
Karena itu mahasiswa harus tahu syarat-syarat yang harus dipenuhi untuk dapat
berhasil belajar di Perguruan Tinggi, syarat-syarat tersebut adalah sebagai berikut:
1.
Syarat Lingkungan
a.
Lingkungan Rumah
Tempat
tinggal harus memenuhi syarat-syarat kesehatan, tenang dan memiliki penerangan
yang cukup. Yang dimaksud memenuhi syarat-syarat kesehatan ialah udara di
sekitar rumah tidak lembab dan kotor, lalu udara bersih dapat masuk ke dalam
kamar tempat belajar. Agar dapat belajar dan beristirahat tanpa terganggu, maka
diperlukan pula ketenangan. Sedangkan penerangan yang cukup dimaksudkan agar
dalam belajar, mata tidak cepat menjadi lelah atau rusak.
b.
Lingkungan Perguruan Tinggi
Perguruan
Tinggi yang baik, memiliki berbagai fasilitas belajar yang dapat dipergunakan
oleh para mahasiswa. Manfaatkanlah fasilitas-fasilitas ini dengan
sebaik-baiknya, misalnya perpustakaan, laboratorium, ruang-ruang belajar,
perkumpulan-perkumpulan ilmiah dan sebagainya. Alangkah sayangnya apabila
fasilitas-fasilitas ini tidak dimanfaatkan dengan maksimal.
2.
Syarat Fisik
Yang
dimaksud di sini ialah fisik yang ada kaitannya dengan kesehatan, kesegaran
jasmani dan keadaan fisik seseorang. Baik tidaknya hasil belajar keadaan fisik
mahasiswa juga ikut menentukan. Agar dapat belajar dengan baik, seorang
mahasiswa harus memiliki jasmani yang sehat. Badan yang lemah dan sakit-sakitan
akan merupakan penghalang yang besar dalam belajar, walaupun memiliki
kecerdasan yang baik. Oleh karena itu menjaga kesehatan adalah suatu usaha yang
mutlak diperlukan agar dapat berhasil dalam belajar. Yang perlu diperhatikan
dalam menjaga kesehatan adalah menjaga agar gizi tetap baik, lekas-lekas
berobat apabila sakit, berolahraga dan beristirahat/ tidur secukupnya. Menjadi
mahasiswa bukan berarti siang malam harus membaca buku, tetapi pada waktu-waktu
tertentu diperlukan juga rekreasi dan bergembira ria agar badan dan pikiran
tetap segar.
3.
Syarat-syarat Mental
a.
Hidup Teratur
Seorang
mahasiswa yang ingin sukses harus berusaha hidup dan bekerja secara teratur.
Membaca buku pelajaran secara teratur, mengikuti kuliah secara teratur, membuat
catatan yang teratur. Oleh karena itu pembagian waktu belajar dan beristirahat
sangat penting sekali.
Banyak
mahasiswa yang mengeluh karena kekurangan waktu untuk belajar dan menyiapkan
tugas-tugasnya. Sebenarnya mereka bukanlah kekurangan waktu melainkan tidak
dapat membagi waktu atau menyia-nyiakan waktu yang tersedia. Mereka biasanya
baru belajar apabila akan menghadapi ujian. Untuk itu perlu dibuat jadwal
kegiatan tiap-tiap hari selama seminggu. Jadwal ini perlu dicoba untuk beberapa
minggu, sampai tersusun jadwal yang realistis.
b.
Mampu Mendisiplinkan Diri
Belajar
dan bekerja secara teratur hanya dapat dicapai apabila kita mampu
mendisiplinkan diri. Jadwal belajar yangh sudah dibuat hanya ada artinya
apabila mahasiswa mampu disiplin dalam melaksanakan jadwal yang sudah dibuat
tersebut. Disiplin dalam belajar sangat diperlukan, apabila mahasiswa mampu
mendisiplinkan diri maka ia akan dapat hidup teratur dan mengerjakan semua
tugas tepat pada waktunya. Sehingga ia tidak akan mengalami kesulitan apabila
menghadapi pelajaran dan menghadapi ujian-ujian.
E. Teknik Belajar di
Perguruan Tinggi
1.
Bagaimana Cara Mengikuti Kuliah?
Mengikuti
kuliah tidak berarti hanya mendengarkan dan mencatat perkuliahan seorang dosen
sewaktu dia memberi ceramah saja. Di samping mencatat, mahasiswa juga harus
mendengarkan kuliah dengan sikap yang kritis. Tidak semua yang dikatakan atau
dijelaskan oleh dosen dicatat, mahasiswa harus mampu memilih mana yang perlu
dicatat dan mana yang tidak perlu, serta bagian mana yang perlu ditanyakan.
Dalam mencatat mahasiswa harus selektif.
2.
Bagaimana Cara Membaca Buku?
Belajar
di Perguruan Tinggi selain mengikuti kuliah juga harus banyak membaca buku.
Membaca sekedar membaca adalah mudah, tetapi membaca untuk belajar perlu
dipelajari dengan baik. Yang perlu diusahakan oleh mahasiswa baru : memaksa
diri sendiri untuk suka membaca, karena dengan senang membaca ia akan
memperoleh pengetahuan yang luas. Belajarlah membaca secara efisien. Membaca
yang efisien ialah membaca dengan cepat, dapat dimengerti dengan baik, serta tetap
mengingat sebagian besar yang dibaca. Kemampuan ini akan diperoleh mahasiswa
dengan berlatih secara teratur.
Petunjuk
praktis dalam proses membaca buku :
- Bacalah title/ judul buku itu serta pengarangnya dan hafalkan.
- Bacalah tahun terbitnya, penerbitnya, cetakan yang keberapa?
- Bacalah kata pendahuluannya, sehingga anda akan mengetahui pokok-pokok pikiran pengarang, petunjuk-petunjuknya dalam mempelajari buku tersebut, dan sebagainya.
- Bacalah daftar isinya sehingga akan memperoleh gambaran yang bulat akan isi buku ttersebut.
- Biasanya pada buku-buku yang tebal terdapat pula indeks. Pergunakanlah indeks ini setepat-tepatnya.
3.Bagaimana
Cara Mahasiswa Belajar?
Bahan
kuliah yang telah diperoleh harus dipelajari kembali dengan baik. Untuk belajar
sendiri di rumah sebaiknya mahasiswa menyusun Rencana Kegiatan Belajar (RKB),
kegunaan RKB adalah:
- agar ada waktu yang tersedia untuk belajar
- agar tersedia waktu untuk mereviu setiap matakuliah
- agar kita dapat memupuk disiplin belajar dan bekerja dengan baik
Dalam
menyusun RKB perlu diingat bahwa yang dimaksud dengan belajar terdiri atas dua
jenis kegiatan, yaitu:
- belajar untuk mengadakan persiapan kuliah yang akan datang
- mereviu (mempelajari kembali bahan yang sudah diajarkan)
Reviu
akan lebih berhasil lagi jika kita mengadakan tiga macam reviu:
- menyediakan waktu ± 10 menit setiap hari untuk mereviu satu matakuliah
- menyediakan waktu untuk mengadakan reviu mingguan, yaitu mempelajari kembali bahan-bahan yang dipelajari selama satu minggu
- reviu dalam rangka menghadapi ujian (jika no 1 dan 2 dilaksanakan dengan ketat, no 3 lebih mudah dilaksanakan)
Dengan
menyusun RKB, kita akan menetapkan dan menyediakan waktu yang khusus untuk
belajar dan untuk mereviu pelajaran. RKB juga mendisiplinkan kita dalam
kegiatan belajar. Dalam penyusunan RKB, mula-mula kita mencatat semua kegiatan
yang biasa kita lakukan di luar jam kuliah, kemudian dihitung waktu yang
tersedia untuk belajar. Waktu yang tersedia inilah yang dibagi-bagi untuk
keperluan belajar, kegiatan pribadi, kegiatan masyarakat, olahraga, juga
sediakan waktu yang cukup untuk beristirahat.
Belajar
kelompok hendaklah dilakukan setelah mahasiswa belajar sendiri-sendiri, dan
telah memperoleh gambaran yang agak jelas tentang bahan kuliahnya. Belajar
kelompok akan berguna sekali untuk menguji hasil pemikiran kita, melengkapi
kekurangan-kekurangan kita, membetulkan pengertian-pengertian yang keliru dan
melatih kemampuan kita untuk mengekspresikan kembali sesuatu yang telah kita
pelajari. Beberapa nasihat untuk belajar kelompok :
- Kelompok jangan terlalu besar, 3 sampai 5 orang (terdiri dari putera dan puteri)
- Rencanakan pertemuan kelompok secara teratur dan tertib
- Sebelum kelompok bertemu, hendaknya masing-masing anggota telah belajar secara individual
- Diskusi jangan berkepanjangan, tetapi dibatasi waktunya
- Pokok-pokok pembicaraan hendaknya ditetapkan lebih dahulu, agar tidak terjadi penyimpangan-penyimpangan
- Ketua kelompok harus mampu membagi tugas dan mengatur jalannya diskusi
- Setiap anggota membuat catatan-catatan sesuai dengan kebutuhannya
4.
Bagaimana Cara Menggunakan Perpustakaan?
Perpustakaan
biasa dikatakan jantungnya Perguruan Tinggi. Dari sebutan ini nampak jelas
betapa besar peranan perpustakaan bagi suatu Perguruan Tinggi. Apabila
mahasiswa bermaksud ingin belajar sungguh-sungguh, maka di Perpustakaanlah
tempatnya. Pergunakanlah perpustakaan yang ada dengan semaksimal mungkin.
Pelajarilah peraturan-peraturan dan petunjuk-petunjuk yang ada di perpustakaan,
sehingga anda mampu mencari dan menggunakan buku-buku yang diperlukan.
5.
Bagaimana Cara Menghadapi Ujian?
Masa
ujian biasanya oleh mahasiswa dianggap sebagai masa penderitaan. Hal ini
sebenarnya tidak perlu terjadi apabila para mahasiswa memiliki sikap yang tepat
dan persiapan yang matang terhadap ujian.
a.
Sikap Terhadap Ujian
Evaluasi
adalah suatu hal yang lumrah di dalam proses belajar. Ujian sebenarnya
bertujuan untuk mengetahui sejauhmana pengetahuan yang telah dimiliki para
mahasiswa. Dengan pengetahuan ini dapat diketahui pula sejauhmana tujuan yang
diharapkan dalam suatu matakuliah telah tercapai.
b.
Persiapan Menghadapi Ujian
Persiapan
menghadapi ujian hendaknya dilakukan pada saat pertama kali seorang mahasiswa
mengikuti kuliah. Catatlah perkuliahan baik-baik, buat ringkasannya, pelajari
secara teratur, diskusikan dengan teman dan bacalah buku-buku di perpustakaan.
F. Penutup
Demikianlah
uraian mengenai cara belajar di Perguruan Tinggi, mudah-mudahan bermanfaat bagi
mahasiswa dan calon mahasiswa. Kunci yang paling utama dari semua ini adalah
sebagai seorang mahasiswa anda harus memiliki sikap rohani, mau bekerja keras,
mempunyai rasa percaya diri yang tinggi, ikhlas dalam menjalankan semua
pekerjaan dan disiplin.
Daftar Pustaka
E.P. Hutabarat. Cara Belajar. PT
BPK Gunung Mulia. Jakarta. 243 hal.
Samidjo, Sri Mardiani. Bimbingan
Belajar. Armico. Bandung. 214 hal.
Slameto. Belajar dan Faktor-faktor
yang Mempengaruhinya. Rineka Cipta. Jakarta. 195 hal
Suwadji,L. Belajar di Peguruan
Tinggi.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar